oleh

Selama Ramadhan Padepokan Meong Sempur Gelar Diklatgab Secara Daring

KBB, KAPERNEWS – Meski pembelajaran fisik ditiadakan, sepanjang bulan Ramadhan ini padepokan Meong Sempur mengadakan Diklatgab (Pendidikan Kilat Gabungan) se Bandung Raya secara Daring.

Dalam Diklatgab ini padepokan Meong Sempur yang berada di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat bekerjasama dengan padepokan Cipta Pusaka Pamentang Kota Bandung membuat rumusan serta melakukan penilaian setiap 10 hari.

Pimpinan Padepokan Meong Sempur Agus Dadang Hermawan kepada kapernews mengatakan, Diklatgab se Bandung Raya selama bulan Ramadhan sudah beberapa paguron yang masuk.

“Kami sebagai pelopor disini termasuk Cipta Pusaka Pamentang Kota Bandung yang merupakan sahabat paguron yang tak terpisahkan antara meong Sempur dan Cipta Pusaka Pamentang Kota Bandung. Jadi kita buat rumusan seperti itu dan alhamdulilah program tersebut berjalan sudah pertengahan perjalanan bulan Ramadhan, kita memberikan penilaian itu persepuluh hari,” ungkapnya.

Tak hanya itu, dijelaskan Agus juga ada penilaian absensi, penilaian tersebut adalah untuk memaknai intisari dari silat itu sendiri.

“Jika anak-anak hanya belajar gerak silat saja, dibenak mereka itu nantinya hanya kemampuan fisik dan ketangkasan dan yang akhirnya mereka tidak akan rendah diri. Nah makanya anak-anak itu dilatih silat yang sesungguhnya,” terangnya.

“Silat yang sesungguhnya adalah bukan gerak dan langkah tetapi pola fikir itu bisa betul-betul memaknai, bisa lebih masuk intisari daripada sila. Karena silat adalah salah satu ajaran religi itu yang sangat kuat menurut kami dan banyak soal-soal yang kami buat di Diklatgab tersebut. Alhamdulillah pengembangannya sangat bagus dan nilai anak-anak ini sangat berlomba, begitu juga antusias absen mereka berlomba dari pukul 2 dinihari karena kita buat absen hingga pukul 7 pagi, sambil kita disitu sampaikan pertanyaan-pertanyaan mengenai silat,” papar Agus menambahkan.

Lebih lanjut Agus menuturkan, dalam Diklatgab tersebut juga di sampaikan sejarah silat agar anak-anak tahu asal muasal silat.

“Dari mulai tahun berapa kita silat sampai, akhirnya silat itu menjadi silat Jawa Barat itu kan kita gali kita sampaikan kepada anak-anak dan dari cerita tersebut baru kita buatkan pertanyaan yang harus mereka jawab,” pungkasnya.

(KN)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed