oleh

Tak Bisa Berkurban di Tengah PMK, Mahasiswa KKN-T IPB, UMPO, dan Unida Gontor Sediakan 3 Kambing di Desa Bareng

PONOROGO, KAPERNEWS.COM – Bareng adalah salah satu desa di Kecamatan Pudak, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Masyarakat di Desa Bareng mayoritas bekerja sebagai seorang petani dan peternak. Selain itu, sektor peternakan sapi perah adalah salah satu mata pencaharian andalan bagi masyarakat di desa ini.

Saat ini, wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak berkuku belah sudah banyak menginfeksi hewan ternak yang ada di Desa Bareng. Wabah PMK ini bahkan telah ditetapkan sebagai Kasus Luar Biasa (KLB) sehingga menjadi fokus utama oleh banyak pihak.

Dengan adanya kasus PMK ini, masyarakat di Desa Bareng banyak yang mengalami kerugian lantaran hewan ternak yang dimilikinya mati karena terpapar oleh virus PMK ini. 

Berdasarkan data dari Pemerintah Kabupaten Ponorogo 21 Juni 2022, jumlah sapi yang telah terjangkit PMK sebesar 6.824 ekor. Kecamatan Pudak adalah kecamatan dengan kasus terbanyak dengan angka sebesar 4.745 ekor dengan jumlah sapi mati sebanyak 182 ekor. Sedangkan kasus PMK di Desa Bareng sendiri mencapai 63 ekor dan terus meningkat.

Menurut Masun Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (Dipertahankan) Kabupaten Ponorogo, ada dua faktor yang menyebabkan penularan PMK di Kecamatan Pudak cukup tinggi diantaranya penerapan kandang koloni serta mudahnya penularan virus ini.

Kandang koloni artinya satu kandang bisa dihuni lebih dari 5 sapi, sehingga jika ada satu sapi yang terpapar PMK, maka potensi penularan ke sapi lainnya cukup tinggi. Jarak antar kandang juga merupakan faktor penyebab tingginya potensi sapi untuk terpapar PMK. Hembusan aerosol dari sapi yang terjangkit PMK, bisa menulari sapi di kandang lain yang jaraknya cukup dekat.

Karena masih dalam suasana dirundung duka akibat wabah PMK, peringatan Idul Adha tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya. Masyarakat di Desa Bareng tidak ada yang melakukan penyembelihan hewan qurban. Kondisi ini menggerakkan mahasiswa KKNT yang ada di Desa Bareng untuk berpikir bagaimana caranya agar masyarakat tetap dapat merasakan daging qurban di tengah maraknya pandemi PMK.

Akhirnya tercetus ide dari mahasiswa KKNT kolaboratif IPB, Universitas Darussalam Gontor, dan Universitas Muhammadiyah Ponorogo untuk mengajukan proposal permintaan daging qurban untuk dapat dibagikan kepada masyarakat di Desa Bareng.  Berhubung tiga dari anggota kelompok KKNT berasal dari pesantren, proposal yang dibuat diajukan ke Pesantren Modern Darussalam Gontor dan Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar.

Alhasil mendapatkan dua ekor kambing yang telah disembelih  dari masing-masing pesantren dan siap disalurkan kepada masyarakat. Selain itu, ternyata ada donatur yang ingin melakukan qurban di desa ini, sehingga mahasiswa KKNT pun mendapatkan tiga ekor kambing yang siap untuk disalurkan kepada masyarakat di Desa Bareng.

Melihat banyaknya warga Desa Bareng dan tidak memenuhinya daging hewan qurban yang telah dikumpulkan, maka tercetuslah sebuah ide bagaimana cara agar masyarakat di Desa Bareng dapat merasakan daging kurban. Oleh karena itu, tujuh mahasiswa KKNT di Desa Bareng bersama  pihak pengelola Wisata Sawah Lungguh dan aparatur desa bersama mengolah daging tersebut dan menjadikan makanan olahan berupa daging gulai yang siap disantap oleh masyarakat di Desa Bareng. Selain itu, acara ini juga bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antar masyarakat di Desa Bareng khususnya mempertemukan kembali dalam satu forum terdiri karang taruna, BUMDES, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan perangkat desa yang mana telah vakum selama pandemi COVID-19. (*)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed