oleh

Ketua LSM Trapawana Jabar : Hegemony atas Berbagai Persoalan di KBB Harus Diruntuhkan

KBB, KAPERNWS – Ketua LSM Trapawana Jawa Barat David Riksa Buana berpendapat jika berbagai persoalan yang menyelimuti Kabupaten Bandung Barat memang sangat pelik, dibutuhkan orang-orang yang bisa berpikir, berencana dan berbuat dengan filosofi pokpekprak, mari kita takar sejauh mana dan apa tentang permasalahan tersebut sehingga harus diruntuhkan.

Secara umum, David menilai berbagai permasalahan di KBB selalu terkait dengan motif ekonomi dan memang kebutuhan ekonomi tersebut merupakan hal yang sangat manusiawi.

“Namun jika motif ini tidak diimbangi dengan pola sikap mental individu yang baik, maka akan menyebabkan berbagai permasalahan, jika motif ini terus berkembang menjadi sebuah hegemony, apalagi jika manusia tersebut telah mempunyai wadah dan modal yang kuat,” ungkapnya melalui press realese pada kapernews.com, Minggu (02/05).

Pada tataran terendah, sambung David bagaimana tentang hegemony yang terjadi atas pengelolaan atau mata rantai distribusi atau penjualan hasil bumi atau hasil pertanian.

“Mungkin kita cukup mengenal istilah ijon, hal-hal seperti ini masih banyak terjadi di masyarakat dan telah mengakibatkan tidak bisa berkembangnya atau tidak bisa meningkatnya pendapatan masyarakat dari sektor tersebut,” jelasnya.

Pada sektor industri, apakah masyarakat KBB punya cukup posisi tawar, untuk dapat bekerja pada perusahaan perusahaan besar yang ada di KBB. Begitupun di industri pariwisata, apakah mereka menyediakan ruang dan kesempatan untuk berusaha dan bekerja yang baik.

“Saya masih melihat adanya orang orang yang membangun hegemony atas kepentingan kepentingan pribadinya disana, masyarakat hanya dijadikan alat tekan atas retorika-retorika murahan yang dibangun dengan tujuan mendapatkan jatah-jatah untuk pribadinya,” tuturnya.

“Kabupaten Bandung Barat dengan segudang potensi sumber daya alam dan sumber daya manusianya, dalam kenyataannya ternyata masih dikuasai oleh orang orang tertentu, yang mempunyai modal, jabatan serta gelar-gelar yang melegitimasi dirinya untuk ditempatkan sebagai pemangsa tertinggi dalam masyarakat, naudzubillah tsumma naudzubillah,” kata David menambahkan.

Lebih lanjut ia memaparkan, belum selesai pada bidang ekonomi, bidang hukum, politik dan pemerintahan pun telah menyita banyak perhatian untuk dapat dengan sesegera mungkin bisa dipikirkan.

“Saya sering berpikir tentang berbagai hal dan sering juga menimbulkan pertanyaan pertanyaan nyeleneh bahkan ekstrim seperti, kenapa banyak permasalahan hukum yang tidak jelas, kenapa banyak permasalahan agraria yang cenderung dibiarkan, atau permasalahan infrastruktur yang tidak pernah bisa tertangani, dan begitu banyak permasalahan-permasalahan lain yang seolah sengaja ditumpuk untuk berbagai kepentingan-kepentingan,” terangnya.

David mengaku sedikit banyak dirinya selalu berpikir positif, untuk terus mencari solusi dan akar permasalahan atas berbagai persoalan yang menyelimuti Kabupaten Bandung Barat, namun ada yang lebih berkewajiban, siapa dia..??

“Pemerintah, legislative tentunya yang harus mengambil peran terdepan didalam penyelesaian atas berbagai permasalahan diatas dan jangan menempatkan masyarakat sebagai object atas penyelesaian permasalahannya, masyarakat harus menjadi subject untuk dibina, diarahkan, dibiayai melalui berbagai program serta kegiatan yang mengarah kepada perbaikan-perbaikan di masa yang akan datang,” ujarnya.

Lebih jauh dirinya pernah bermimpi, suatu hari Wilayah Kabupaten Bandung Barat menjadi Kabupaten yang mampu bersaing dengan wilayah-wilayah yang ada di sekitarnya dan untuk mewujudkan mimpi itulah dirinya akan terus berkiprah dengan atau tanpa dukungan pemerintahan sekalipun.

“Untuk menyelesaikan berbagai persoalan persoalan di atas, perlu dipikirkan berbagai upaya yang terencana, tercatat dan terkendali melalui berbagai program yang mengedepankan dasar-dasar Keswadayaan dan Partisifasi Masyarakat,” jelasnya.

Untuk menangani permasalahan ekonomi terkait hasil tani, hasil hutan, pariwisa dan industry, perlu dibangun koperasi koperasi di setiap Kecamatan, dengan sebelumnya diadakan berbagai pelatihan-pelatihan dasar dan menengah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya.

“Terlepas dari berbagai permasalahan dan pemecahan masalah diatas, mari kita semua berpikir dan ikut berperan serta didalamnya dengan apa yang ada pada diri kita, mari kita bercermin ke belakang, melihat kedepan dan menikmati hari ini dan berjuang untuk #kbbperceka, dalam rangka turut berperan serta dan berupaya untuk mewujudkan “Pemerintahan yang cerdas dan berahklakul karimah”, pungkasnya.

(KN)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed